Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi
organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi
serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar: 3.6 Menjelaskan keterkaitan antara
struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit
yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan
penginderaan)
Organisasi Materi
Sistem Regulasi
- Sistem saraf
-
Struktur sistem saraf
Sistem saraf pada manusia tersusun atas jaringan saraf. Jaringan saraf
tersebut tersusun atas sel-sel saraf. Struktur sel saraf yang satu dengan sel
saraf lainnya berbeda sesuai dengan lokasi dan fungsinya. Berdasarkan perbedaan
struktur, tempat dan fungsinya sistem saraf pada manusia dibedakan menjadi
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari 31 pasang
saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial.
-
Fungsi sistem saraf
Secara umum, sistem saraf berperan dalam menerima, mengolah dan meneruskan
rangsangan. sedangkan fungsi masing-masing bagian sistem saraf
dikaitkan/disesuaikan deng strukturnya.
-
Mekanisme kerja saraf
umumnya, saraf mengalirkan/menghantarkan impuls melalui nefron dan
kerjanya cepat
-
Kelainan/penyakit pada sistem
saraf.
Beberapa kelainan/penyakit pada sistem saraf antara lain
1.
Alzheimer
Merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh
kehilangan memori, pengenalan kepribadian dan kekuatan mental.
2.
Amnesia
Merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori dan
diikuti ketidakmampuan membentuk memori baru.
3.
Ataksia
Merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi
gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat.
- Sistem Indera
- Struktur alat indera manusia
Sistem
indera pada manusia meliputi mata, hidung, telinga, lidah dan kulit. Setiap alat
indera memiliki struktur yang berbeda-beda.
- Fungsi alat indera manusia
Setiap
alat indera memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan strukturnya.
-
Kelainan/penyakit yang dapat terjadi
pada alat indera manusia
1.
Katarak
Merupakan gangguan pada mata yang sering menyebabkan kebutaan
2.
Konjungtivitis
Merupakan peradangan pada konjungtiva akibat bakteri dan virus.
3.
Buta malam
Merupakan gangguan pada mata dimana seseorang tidak dapat melihat jelas
pada cahaya yang remang-remang.
4.
Tuli
Merupakan gangguan pada telinga yang dapat menyebabkan seseorang tidak
dapat mendengar.
5.
Infeksi telinga tengah
merupakan gangguan pada telinga yang disebabkan oleh virus atau bakteri
dari hidung atau tenggorokan masuk ke telinga tengah.
3. Sistem Endokrin
-
Struktur endokrin
Kelenjar endokrin meliputi kelenjar hipofisis, paratiroid, tiroid, adrenal,
kelenjar pankreas. Masing-masing kelenjar ini memiliki struktur yang
berbeda-beda.
-
Fungsi kelenjar-kelenjar endokrin
manusia
Endokrin
dapat mempengaruhi kerja organ atau alat tubuh yang sifatnya spesifik. Setiap
kelenjar-kelenjar endokrin memiliki fungsi yang berbeda-beda.
-
Mekanisme kerja kelenjar-kelenjar
endokrin
Umumnya, endokrin mengalirkan/menghantarkan impuls melalui darah dan
kerjanya lambat. Setiap kelenjar endokrin memiliki mekanisme kerja yang
berbeda-beda dalam menyampaikan impuls.
Materi Ajar
SISTEM REGULASI
A.
Sistem Saraf
Sistem
saraf merupakan salah satu sistem yang mengontrol tubuh. Sistem saraf melakukan
kontrol terhadap otot-otot, kelenjar-kelenjar dan organ-organ. Berdasarkan strukturnya
setiap sel saraf terdiri dari 3 bagian yaitu badan sel, dendrit dan akson.
Dendrit adalah penonjolan/percabangan badan sel yang membawa impuls ke badan
sel sedangkan akson adalah penonjolan yang membawa impuls dari badan sel.
Berdasarkan
strukturnya sel saraf dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Sel saraf unipolar
Merupakan sel saraf yang hanya memiliki satu
penonjolan yang dianggap sebagai akson. Contoh: sel batang dan sel kerucut pada
retina dan sel saraf olfaktori.
2. Sel saraf bipolar
Merupakan sel saraf yang memiliki 2 penonjolan, satu
sebagai dendrit dan satu lagi sebagai akson. Contoh: sel saraf unipolar adalah
sel-sel saraf sensoris.
3. Sel saraf multipolar
Merupakan sel saraf yang memiliki banyak penonjolan
akson. Contoh: sel-sel saraf motoris dan interneuron.
Penghantaran Impuls
1. Dalam keadaan istirahat (tidak menghantarkan impuls), serabut saraf berada
dalam keadaan polarisasi artinya permukaan luar membran bermuatan positif
sedangkan permukaan dalam membran bermuatan negatif.
2. Tempat dimana serabut saraf dirangsang terjadi depolarsisasi artinya permukaan
luar membran menjadi bermuatan negatif dan permukaan dalam membran menjadi
positif
3. Antara daerah yang mengalami depolarisasi dengan daerah yang mengalami
polarisasi timbul aliran listrik.
4. Depolarisasi selalu akan berpindah tempat atau menjalar di sepanjang
serabut saraf sehingga timbul impuls saraf.
5. Setelah mengalami depolarisasi, daerah tersebut kemudian akan berada dalam
keadaan refakter artinya daerah tersebut tidak peka lagi terhadap rangsangan.
Impuls dalam saraf berjalan dari dendrit ke badan sel lalu ke sepanjang akson
kemudian berhungan dengan sel saraf yang lain.
Alur singkat penghantaran impuls:
sel saraf dalam keadaan
polarisasi dirangsang depolarisasi
timbul aliran listrik timbul impuls saraf impuls saraf dibawa dendrit ke
badan sel lalu menuju ke akson untuk dibawa ke neuron lain.
Berdasarkan perbedaan struktur,
tempat dan fungsinya sistem saraf dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
1.
Sistem saraf pusat
Terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
a. Otak
Otak dilindungi oleh tengkorak,
ukuran otak bervariasi, dan dipengaruhi antara lain oleh umur, jenis
kelamin, dan ukuran fisik seseorang.
Berdasarkan letak secara anatomi dan fungsinya otak dibagi menjadi 3 bagian
yaitu:
1)
Otak depan
Terdiri dari:
§
Diensefalon
Diensefalon terletak di atas batang otak di depan otak kecil.
Diensefalon terdiri dari 4 bagian yaitu:
-
Hipotalamus
Hipotalamus merupakan daerah otak yang terutama terlibat pada regulasi
langsung dari lingkungan internal tubuh. Hipotalamus berfungsi: mengontrol suhu
tubuh, mengontrol haus dan pengeluaran urin, pengambilan makan, mengontrol
sekresi hormon pituitari anterior, menghasilkan hormon-hormon pituitari
posterior, mengontrol kontraksi uterus dan pengeluaran ASI, pusat koordinasi
sistem saraf otonom, berperan dalam emosi dan pola tingkah laku.
- Talamus
Berperan dalam menyeleksi sinyal-sinyal
yang tidak signifikan dan menyalurkan impuls-impuls sensori yang penting ke daerah
yang tepat pada korteks-korteks somatosensori dan daerah otak yang lain.
- Epitalamus
Merupakan bagian paling belakang dari diensefalon dan membentuk atap ventrikel ke 3.
§
Serebrum
Serebrum terdiri dari:
-
Basal nuklei
Basal nuklei terdiri dari beberapa masa substansia kelabu yang terletak di dalam
substansia putih dari serebrum. Basal nuklei berfungsi: menghambat tonus otot
di seluruh tubuh, membantu memonitor dan
mengkoordinasi kontraksi yang dijaga lambat, khususnya kontraksi yang
berhubungan dengan postur dan penyangga tubuh.
- Korteks serebral
Dibagi menjadi 4 lobus yaitu lobus osipitalis, lobus
temporalis lobus parietalis, lobus frontalis. Osiptalis berperan pada hal-hal
yang bekenaan dengan input fisual. Temporalis bertanggung jawab dalam sensasi suara.
Parietalis berfungsi menerima dan memproses input sensori dari permukaan tubuh seperti sentuhan, tekanan, panas,
dingin dan rasa sakit. Frontalis merupakan bagian depan korteks serebral yang berperan
dalam aktifitas motor sadar dan
kemampuan bicara.
2)
Otak tengah
Merupakan penyambung antara otak dan sumsum tulang belakang. Otak berperan menghantarkan informasi sensoris penglihatan dan pendengaran melalui saluran menuju korteks serebral.
3)
Otak belakang
Merupakan tempat munculnya 10 dari 12 pasang sraf kranial. Otak belakang terdiri dari medula oblongata, spons dan
serebelum. Ketiga bagian ini membentuk batang otak.
§
Medula oblongata
Mengandung pusat pengontrol denyut jantung yang mengontrol kecepatan denyut
jantung, mengatur kecepatan dan kedalaman
pernapasan dan pusat berbagai aktifitas pencernaan.
§
Pons
Berperan
dalam mengontrol pernafasan.
§
Otak kecil (serebelum)
berperan penting dalam keseimbangan perencanaan dan pelaksanaan gerakan
yang disadari. Otak kecil terutama berhubungan dengan
aktifitas motorik. Otak kecil terdiri dari 3 bagian yaitu: (1) festibula serebelum berfungsi dalam menjaga keseimbangan dan mengontrol
gerakan mata. (2) spinoserebelum berfungsi meregulasi gerakan otot dan mengkoordinasi gerakan
sadar yang terlatih. (3) serebro serebelum berfungsi dalam merencanakan dan
memulai aktifitas sadar dengan memberikan input
kepada daerah korteks motor.
b. Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang dan
berhubungan dengan saraf-saraf spinal. Pada potongan melintang sumsum tulang
belakang tampak terbagi menjadi 2 bagian yakni bagian luar berwarna putih
(substansia putih) dan bagian dalam berwarna abu-abu (substansia kelabu).
Subtansia kelabu pada tulang belakang terdiri dari badan-badan sel saraf
bersama dendrit dan neuron. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks.
Gerak
Refleks
Refleks merupakan setiap respon
yang terjadi secara otomatis tanpa disadari. Terdapat 2 tipe refleks yakni:
1.
Refleks sederhana (refleks dasar), yang menyatu tanpa disadari seperti menutup mata pada saat ada benda yang
menuju arahnya.
2.
Refleks yang dipelajari
Refleks yang dihasilkan karena berbuat dan belajar misalnya membelokan stir
mobil jika ingin menabrak benda. Rangkaian
jalur saraf yang terlibat dalam aktifitas refleks disebut lengkung refleks, terdiri atas: reseptor, jalur aferen, pusat
pengintegrasi, jalur aferen, efektor.
Reseptor merespon stimulus yang merupakan suatu perubahan fisik atau kimia
dalam lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor menghasilkan suatu
potensial aksi yang akan diteruskan oleh jalur aferen, ke pusat pengintegrasi
refleks-refleks dasar sedangkan bagian otak yang lebih tinggi memproses refleks
ynag dipelajari.
2. Sistem saraf tepi
Terdiri
dari:
a. Sistem saraf eferen
Berfungsi membawa perintah dari sistem saraf pusat ke organ efektor yaitu
ke sel-sel otot dan kelenjar. Sistem ini dibagi menjadi sistem saraf somatik
dan sistem saraf otonom. Sistem saraf somatik berperan
dalam mengatur gerak yang disadari misalnya gerakan kepala, badan dan anggota gerak sedangkan sistem saraf otonom berperan dalam mengatur
gerak yang tidak disadari misalnya gerak otot polos, jantung, refleks pupil dan kelenjar.
sistem saraf otonom terdiri dari sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik.
Kedua saraf ini sama-sama menginversi organ dalam (viseral) namun kerjanya
berlawanan sehinggga keduanya bersifat antagonis. Misalnya: stimulasi simpatetik meningkatkan denyut jantung sebaliknya stimulasi
parasimpatetik menurunkannya. Stimulasi simpatetik memperlambat gerakan saluran
pencernaan sebaliknya stimulasi parasimpatetik meningkatkannya.
b. Sistem saraf aferen
Serabut saraf aferen berfungsi dalam membawa informasi ke sistem saraf
pusat.
Kelainan/penyakit
yang dapat terjadi pada sistem saraf
Beberapa kelainan/penyakit pada sistem
saraf antara lain:
1.
Alzheimer
Merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian dan kekuatan
mental. Biasanya terjadi pada manusia
lanjut usia. Gejalanya : kehilangan memori kecil tentang kejadian yang baru
saja dialami. Lama-kelaman bisa
melupakan nama-nama keluarganya, lupa kalau sudah makan menyakan sesuatu yang
sama meskipun sudah dijawab dan sebagainya.
2.
Amnesia
Merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori dan
diikuti ketidakmampuan membentuk memori baru. Penyebabnya bervariasi mulai dari
keruakan otak karena kecelakan, stroke, kanker otak, defisiensi vitamin B12.
3.
Ataksia
Merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi
gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya
setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur saraf
ke otak. Minuman keras dapat menyebabkan serangan ataksia sementara sedangkan
ataksia permanen dapat disebabkan oleh kerusakan otak, korda spinalis atau saraf spinal.
B. Sistem
Indera
1. Indera Penglihatan (Mata)
Alat penglihatan kita adalah mata yang mengandung fotoreseptor. Dinding bola mata terdiri atas 3
lapisan yaitu:
a.
Sklera
Lapisan dinding bola mata yang paling luar. Lapisan sklera di bagian depan
berubah menjadi bening dan tembus cahaya yang disebut kornea.
b. Koroid
Lapisan tengah dari dinding bola mata. Lapisan ini
berpigmen dan merupakan lapisan yang penuh dengan pembuluh darah. Fungsi pigmen
pada lapisan koroid yakni untuk menyerap cahaya yang menyebar sedangkan
pembuluh darah berfungsi memasok makanan dan oksigen ke jaringan mata. Di bagian
depan, koroid ini berubah menjadi badan siliari dan iris. Badan siliari
berfungsi mengatur bentuk lensa mata sehingga bayangan benda yang kita lihat
dapat jatuh tepat pada retina. Proses ini disebut akomodasi lensa. Iris berwarna
gelap, dan di bagian tengahnya berlubang yang disebut pupil. Dengan adanya
pupil ini memungkinkan cahaya masuk ke bagian dalam mata.
c. Retina
Lapisan paling dalam dari bola mata yang
tersusun dari luar ke dalam antara lain:
-
Suatu lapisan berpigmen yang melengkapi
fungsi koroid untuk menyerap cahaya.
-
Lapisan fotoreseptor
-
Lapisan bipolar
-
Lapisan ganglion
Ada 2 tipe fotoreseptor yaitu sel
batang , yang sensitif terhadapa cahaya lemah sehingga sel-sel batang berfungsi
untuk melihat di tempat yang bercahaya remang-remang dan sel kerucut sensitif
terhadap cahaya terang dan warna.
Cahaya yang masuk ke mata melaui
kornea akan diproyeksikan oleh lensa tepat pada retina. Sebelum mencapai
fotoreseptor, cahaya tadi melewati lapisan ganglion dan lapisan bipolar. Akson sel-sel
ganglion akan merambat pada permukaan dalam retina dan akan mengumpul menjadi
satu pada bagian belakang bola mata membentuk saraf
penglihatan. Tempat menyatunya akson-akson sel ganglion pada permukaan dalam
retina disebut bintik buta. Pada bintik buta tidak
terdapat fotoreseptor sehingga tidak sensitif
terhadap cahaya. Pada bagian lateral dari diskus optikus terdapat bintik kuning
yang didalamnya terdapat sel-sel kerucut. Bayangan benda yang kita lihat akan jatuh tepat pada retina dan impulsnya akan
disampaikan ke pusat penglihatan pada lobus
osipitalis untuk diinterpretasikan.
2. Indera
Pembau (Hidung)
Reseptor
pembau terletak pada langit-langit rongga
hidung, pada bagian yang disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori
terdiri dari sel-sel penyokong. Dendrit sel saraf ini menjulur ke permukaan
membran dengan ujung dendrit bersilia yang disebut
rambut olfaktori.
Stimulus
reseptor olfaktori berupa gas atau uap suatu zat. Bila uap
suatu zat mengenai reseptor olfaktori maka pada reseptor tersebut akan timbul
impuls yang diteruskan ke pusat pembau di otak melalui saraf pembau. Pembau dan
pengecap saling bekerja sama sebab rangsangan bau dari makanan
dalam rongga mulut dapat mencapai hidung dan rongga mulut terganggu pada saat
pillek, dimana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu
sehingga uap bahan makanan dari mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan
makanan seakan-akan kehilangan rasanya.
3. Indera Pendengar (Telinga)
Telinga merupakan organ pendengaran.
Saraf yang melayani indera ini adalah saraf kranial kedelapan atau nervus
auditoris. Telinga terdiri dari 3 bagian antara lain :
1.
Telinga luar
Terdiri dari daun telinga (aurikel) dan saluran telinga luar. Bagian dalam
saluran telinga menghasilkan minyak telinga (serumen) yang berfungsi menangkap
debu dan mencegah infeksi.
2.
Telinga tengah
Terletak di dalam tulang temporalis dan terdiri dari membran timpani dan
tiga tulang pendengaran yakni maleus, inkus (landasan), stapes. Membran timpani
berfungsi menerima getaran suara dari luar yang selanjutnya akan diteruskan ke
telinga dalam melalui tulang-tulang pendengaran.
3.
Telinga dalam
Terdiri dari koklea dan organ vestibular. Di dalam koklea terdapat organ
korti yang berperan sebagai reseptor getaran sedangkan organ vestibular
terdiri dari 2 bagian yaitu saluran
setengah lingkaran dan vestibulum. Pada setiap saluran setengah lingkaran
terjadi penggelembungan yang disebut ampula. Di dalam ampula terdapat alat
keseimbangan yang disebut krista ampularis. Vestibulum terbagi menjadi 2 bagian
yaitu sakulus dan utikulus yang didalamnya terdapat alat keseimbangan statis
yang disebut makula akustika.
Jalannya
pendengaran
Getaran bunyi yang diterima oleh
membran timpani akan diteruskan ke koklea melalui tulang pendengaran akan
menggetarkan jendela lonjong dan getaran ini akan menimbulkan gelombang cairan
perilimfe di dalam saluran vestibular dan timpani. Gelombang getaran dalam
saluran vestibular juga melintasi membran vestibular masuk ke saluran koklea
yang selanjutnya melintasi membran basilaris ke saluran timpani. Tekanan gelombang
ini akan menggetarkan membran basilaris ke atas ke bawah yang mengakibatkan
ujung rambut organ korti bersentuhan dengan membran tektorial. Sentuhan ini
merupakan stimulus bagi organ korti yang akan segera meresponnya dalam bentuk
pembebasan neurotransmiter ke ujung dendrit saraf pendengaran yang berada pada
pangkal organ korti. Impuls saraf yang terjadi pada ujung dendrit ini akan
diteruskan melalui serabut saraf koklear ke pusat pendengaran sehinngga terjadi
proses mendengar.
Telinga
sebagai alat keseimbangan
Nervus vestibularis yang tersebar
hingga kanalis semikularis menghantarkan impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls
itu dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi karena adanya perubahan kedudukan
cairan dalam kanal atau saluran-saluran itu. Hal ini mempunyai hubungan erat
denagn kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seorang
sekonyong-konyong didorong ke arah satu sisi maka kepala orang itu cenderung
miring ke arah lain (berlawanan dengan arah badan yang didorong) guna
mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur, posisi berdiri dipertahankan
dan jatuhnya badan dapat dihindarkan. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran
semisirkuler inilah yang merangsang impuls yang segera dijawab badan berupa gerak refleks guna memindahkan
berat badan serta mempertahankan keseimbangan.
4. Indera Pengecap
Indera pengecap pada manusia
adalah lidah yang mengandung kuncup-kuncup pengecap yang merupakan reseptor
untuk rasa. Kuncup pengecap terletak pada permukaan epitelium dan pada
tonjolan-tonjolan kecil (papila) pada permukaan atas lidah.
Kuncup pengecap tergolong
kemoreseptor yang menerima rangsangan zat-zat kimia dalam makanan yang dimakan.
Zat-zat makanan tersebut mencapai kuncup
pengecap melalui pori pengecap. Kuncup pengecap tersusun atas sel reseptor dan sel
penyokong. Pada ujung sel reseptor yang menghadap ke lubang pengecap dilengkapi
dengan mikrofili (rambut pengecap). Sel-sel reseptor tersebut akan berhubungan
dengan ujung dendrit saraf pengecap yang akan meneruskan impulsnya ke korteks
otak.
Kuncup pengecap merespon empat
rasa dasar yaitu manis, asam, pahit dan asin. Pangkal lidah sensitif terhadap
rasa pahit, bagian kanan dan kiri lidah sensitif terhadap rasa asam, bagian
samping depan sensitif terhadap rasa asin dan ujung lidah sensitif terhadap
rasa manis.
5. Indera Peraba
Rabaan ditentukan oleh 2
mekanoreseptor yang secara anatomi berbeda. Mekanoreseptor pertama terletak
pada pangkal dari rambut kulit yang merupakan ujung saraf (dendrit) telanjang
yang membelit pangkal rambut. Mekanoreseptor yang kedua adalah cawan merkel. Cawan
merkel merupakan sel-sel kecil berbentuk cawan pada ujung-ujung saraf telanjang
yang terletak pada lapisan luar dari kulit dan menerima stimulus.
Kelainan/penyakit yang dapat
terjadi pada alat indera manusia
1.
Katarak
Merupakan gangguan pada mata yang sering menyebabkan kebutaan. Gangguan ini disebabkan oleh lensa mata atau kapsul pembungkusnya nampak seperti berkabut sehingga tidak transparan lagi. Umumnya dijumpai pada
orang tua.
2.
Konjungtivitis
Merupakan peradangan pada konjungtiva akibat bakteri dan virus. Namun alergi,
zat kimia, asam dan benda asing lain yang mengiritasi konjungtiva. Konjungtitis
banyak menyerang segala umur namun anak-anak lebih banyak terserang daripada orang dewasa.
3.
Buta malam
Merupakan gangguan pada mata dimana seseorang tidak dapat melihat jelas
pada cahaya yang remang-remang. Penyebabnya adalah
defisiensi vitamin A berat sehingga kornea mungkin menjadi lunak atau mata menjadi sangat kering.
4.
Tuli
Merupakan gangguan pada telinga yang dapat menyebabkan seseorang tidak
dapat mendengar. Tuli dapat dibedakan menjadi 2 macam yakni tuli konduktif dan
tuli sensorineural. Tuli konduktif terjadi karena adanya kerusakan pada telinga
luar atau telinga tengah. Misalnya berlubang atau rusaknya tulang pendengaran. Tuli
sensorineural terjadi karena terjadinya kerusakan pada struktur telinga dalam
yaitu pada serabut saraf pendenagran atau pada pusat pendengaranya itu.
5.
Infeksi telinga tengah
Merupakan gangguan pada telinga yang disebabkan oleh virus atau bakteri
dari hidung atau tenggorokan masuk ke telinga tengah lewat saluran eustakius. Gejalanya antara lain sakit dalam
telinga, demam tinggi, tuli, menggigil, mual, muntah atau sakit tenggorokan.
C. Sistem Endokrin
Hormon memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
-
Diproduksi dan disekresikan ke dalam
darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang kecil.
-
Diangkut oleh darah menuju ke
sel/jaringan target.
-
Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus
yang terdapat di sel target.
-
Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim
khusus.
-
Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap
satu target tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Fungsi kelenjar endokrin antara
lain:
-
Mengatur komposisi kimia dan volume
lingkungan internal
-
Membantu mengatur metabolisme dan
kesetimbangan energi
-
Membantu mengatur kontraksi serabut otot
polos dan otot jantung serta sekresi kelenjar.
-
Membantu menjaga homeostasis
-
Mengatur aktivitas sistem kekebalan
-
Memainkan peran memuluskan dalam
integrasi pertumbuhan dan perkembangan
-
Membantu proses dasar reproduksi
termasuk produksi gamet, fertilisasi, makanan embrio dan fetus serta bayi baru
lahir.
Macam-macam kelenjar endokrin
antara lain:
1.
Kelenjar hipofisis
Kelenjar ini berukuran kecil kira-kira sebesar ujung jari kelingking dan terletak di dasar
tengkorak. Kelenjar ini dibagi ats 2 lobus yaitu:
a.
Lobus aterior (adeno hypophysis)
Lobus ini menghasilkan 6 macam hormon yaitu:
§
Hormon pertumbuhan
Berfungsi:
-
Mengendalikan pertumbuhan tubuh seperti
pertumbuhan sel, tulang, otot-otot dan organ lain dalam tubuh.
-
Meningkatkan aktivitas pengangkutan asam
amino
-
Meningkatkan kecepatan sintesa protein.
§
Hormon tiroptropin (TSH)
Hormon ini mengontrol banyaknya hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
tiroid.
§
Hormon kortikotropin
Hormon ini berperan dalam mengatur pertumbuhan dari aktivitas sekresi dari
korteks adrenal.
§
Hormon prolaktin
Hormon ini berperan dalam merangsang pertumbuhan payudara dan fungsi
sekresinya serta mempertahankan korpus luteum selama hamil.
§
Follicle Stimulating Hormon (FSH)
Hormon ini berperan dalam merangsang perkembangan folikel graff di dalam
ovarium dan pembentukan sperma di dalam testes.
§
Luteinizing Hormon (LH)
Hormon ini berperan dalam merangsang ovarium dan merangsang pembentukan
korpus luteum dan sekresi progesteron.
b.
Lobus posterior
Lobus posterior ini menghasilkan hormon:
§
Anti Diuretic Hormone (ADH)
Hormon ini dinyatakan sebagai vasopressin sebab bila jumlahnya banyak
menyebabkan kontraksi otot polos di dalam dinding pembuluh darah dan
meningkatkan tekanan darah, tetapi dalam kehidupan sehari-hari pengaruh anti
diuretik ini lebih nyata sebab meskipun kecil di dalam aliran darah dapat
meningkatkan penyerapan kembali air dari tubulus renalis dan menyebabkan
menurunnya pengeluaran air seni.
§
Hormon oksitosin
Hormon ini merangsang kontraksi otot uterus sewaktu melahirkan bayi dan
pengeluaran air susu sewaktu menyusui.
2.
Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini terikat pada permukaan posterior kelenjar tiroid, bentuknya
bundar dan kecil. Kelenjar ini menghasilkan hormon paratiroid yang berperan
dalam mengatur zat kapur dan mengendalikan jumlah zat kapur di dalam darah dan
tulang.
Jika terjadi kekurangan kalsium di dalam darah (hipokalsemia) mengakibatkan
tetani dengan gejala khas kejang khusunya pada tangan dan kaki, jari-jari
tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, kesemutan dan gangguan saraf hingga
sulit tidur. Selain itu, kadar hormon tiroid juga dapat meningkat karena terjadinya
perbesaran (tumor) kelenjar. Hal ini mengakibatkan distribusi kalsium
terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukan kembali ke
dalam serum darah dan mengakibatkan terjadinya penyakit tulang dengan
tanda-tanda khas yakni beberapa bagian tulang menjadi keropos. Kalsiumnya diendapkan
di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.
3.
Kelenjar tiroid
Kelenjar ini terletak di bawah laring dan terdiri atas 2 buah lobus yang
terletak di sebelah kanan dan kiri trakea. Kelenjar ini menghasilkan 2 macam
hormon yaitu tiroksin dan thyronine. Fungsi kelenjar tiroid sangat erat
bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam
jaringan, bekeja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan
oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksida.
Bila kelenjar tiroksin kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi maka
mengakibatkan kretinisme berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik. Pada orang
dewasa, kekurangan sekresi mengakibatkan mixudema. Hal ini akan mengakibatkan
proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat,
gerakannya lamban, cara berpikir dan bicara lamban, kulit menjadi tebal dan
kering, rambut rontok, suhu badannya di bawah normal dan denyut nadi perlahan. Sebaliknya
jika seseorang mengalami penambahan sekresi maka akan mengakibatkan
hipertirodisme.
4.
Kelenjar adrenal (anak ginjal)
Kelenjar ini terletak di atas ginjal. Berdasarkan struktur dan fungsi dibedakan
menjadi 2 bagian yakni bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula). Korteks
adrenal menghasilkan hormon steroid. Ada 3 macam hormon steroid yaitu:
-
Aldosteron
Berperan dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak.
-
Kortisol
Berperan dalam metabolisme
air.
-
Androgen
Berperan dalam
perkembangbiakan.
Ada 2 tipe hormon yang utama yang
dihasilkan oleh korteks adrenal yakni mineralkortikoid dan glukokortikoid. Mineralkortikoid
berfungsi membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta menjaga
keseimbangan hormon seks sedangkan glukokortikoid berfungsi membantu
metabolisme karbohidrat.
Medula adrenal menghasilkan
hormon katekolamin yaitu epinefrin dan nonepinefrin. Kedua hormon ini
menyebabkan peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan dan tekanan darah
(menyempitkan pembuluh darah). Hormon ini juga berperan mengubah glikogen (gula otot) menjadi
glukosa (gula darah). Selain itu, hormon
adrenalin bersama hormon insulin mempengaruhi proses pengaturan kadar gula dalam darah.
Jika terjadi kerusakan pada kelenjar bagian korteks
maka akan menyebabkan penyakit edison. Penyakit ini ditandai dengan kelelahan,
nafsu makan berkurang, mual dan muntah-muntah. penderita menjadi kurus dan nampak
sakit sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium karena mengeluarkan natrium
dalam jumlah yang terlampau besar. Penyakit ini diobati dengan kortison.
5.
Pankreas
Pankreas disamping sebagai
kelenjar eksokrin juga sebagai kelenjar
endokrin. Bentuknya pipih, terletak di posterior dan sedikit inferior
lambung. Diantara bagian eksokrin tersebar satu sampai dua juta kumpulan kecil
jaringan endokrin yang disebut pulau-pulau langerhans. Ada 4 jenis hormon
sekresi sel-sel penyusun pulau-pulau langerhans/pankreatik antara lain:
-
Sel-sel alfa mensekresi hormon glukagon
yang meningkatkan kadar glukosa darah
-
Sel-sel beta mensekresikan hormon
insulin yang menurunkan kadar glukosa darah
-
Sel-sel delta mensekresikan hormon
penghambat hormon tubuh atau somatostatin yang dapat menghambat sekresi insulin
dan glukagon.
-
Sel-sel F mensekresi polipeptida
pankreatik yang mengatur pelepasan enzim pencernaan pankreatik.
6.
Ovarium dan testes
Kelenjar kelamin wanita disebut
ovarium, sepasang bentuk oval yang terletak dalam rongga pelvis. Ovarium menghasilkan
hormon kelamin wanita yang disebut estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini
bertanggung jawab atas perkembangan dan pemeliharaan ciri-ciri seksual wanita. Bersama
dengan hormon gonatropik kelenjar pituitari, hormon kelamin juga mengatur
siklus reproduksi wanita, memelihara kehamilan dan menyiapkan kelenjar susu
untuk laktasi. Ovarium juga menghasilkan hormon inhibin yaitu suatu hormon yang
menghambat sekresi FSH dan mengurangi LH tepat sebelum kelahiran bayi, ovari
dan plasenta juga menghasilkan hormon relaksin yang merelaksasikan simfisis
pubis dan membantu memperlebar leher rahim. Kegiatan ini membantu memudahkan
lewatnya bayi melalui saluran kelahiran.
Pria mempunyai 2 kelenjar kelamin
oval yang disebut testes menghasilkan testosteron, hormon kelamin pria. Testosteron
mengatur produksi sperma dan merangsang perkembangan dan pemeliharaan ciri-ciri
kelamin pria. Testes juga menghasilkan hormon inhibin yang menghambat sekresi
FSH.
Sumber:
Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI.
Jakarta : Esis.
Basoeki, Soedjono. 1999. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang :
UM Press.
Soewolo, dkk. Fisiologi
Manusia. Malang: UM Press
Kimball. W. Jhon. 1983. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar