Senin, 14 Mei 2012

sistem regulasi manusia


Standar Kompetensi: 3.   Menjelaskan struktur dan fungsi  organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar: 3.6 Menjelaskan keterkaitan antara struktur,  fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)

*      Organisasi Materi
Sistem Regulasi
  1. Sistem saraf
-       Struktur sistem saraf
Sistem saraf pada manusia tersusun atas jaringan saraf. Jaringan saraf tersebut tersusun atas sel-sel saraf. Struktur sel saraf yang satu dengan sel saraf lainnya berbeda sesuai dengan lokasi dan fungsinya. Berdasarkan perbedaan struktur, tempat dan fungsinya sistem saraf pada manusia dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial.
-       Fungsi sistem saraf
Secara umum, sistem saraf berperan dalam menerima, mengolah dan meneruskan rangsangan. sedangkan fungsi masing-masing bagian sistem saraf dikaitkan/disesuaikan deng strukturnya. 
-       Mekanisme kerja saraf
umumnya, saraf mengalirkan/menghantarkan impuls melalui nefron dan
kerjanya cepat
-       Kelainan/penyakit pada sistem saraf. 
Beberapa kelainan/penyakit pada sistem saraf antara lain
1.      Alzheimer
Merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh
kehilangan memori, pengenalan kepribadian dan kekuatan mental.
2.      Amnesia
Merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori dan diikuti ketidakmampuan membentuk memori baru.
3.      Ataksia   
Merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat.

  1. Sistem Indera
-       Struktur alat indera manusia
                 Sistem indera pada manusia meliputi mata, hidung, telinga, lidah dan kulit. Setiap alat indera memiliki struktur yang berbeda-beda.
-       Fungsi alat indera manusia
                 Setiap alat indera memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan strukturnya.
-       Kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada alat indera manusia
1.      Katarak
Merupakan gangguan pada mata yang sering menyebabkan kebutaan
2.      Konjungtivitis
Merupakan peradangan pada konjungtiva akibat bakteri dan virus.
3.      Buta malam
Merupakan gangguan pada mata dimana seseorang tidak dapat melihat jelas pada cahaya yang remang-remang.
4.      Tuli
Merupakan gangguan pada telinga yang dapat menyebabkan seseorang tidak dapat mendengar.
5.      Infeksi telinga tengah
merupakan gangguan pada telinga yang disebabkan oleh virus atau bakteri dari hidung atau tenggorokan masuk ke telinga tengah.

3.      Sistem Endokrin
-       Struktur endokrin
Kelenjar endokrin meliputi kelenjar hipofisis, paratiroid, tiroid, adrenal, kelenjar pankreas. Masing-masing kelenjar ini memiliki struktur yang berbeda-beda.
-       Fungsi kelenjar-kelenjar endokrin manusia
          Endokrin dapat mempengaruhi kerja organ atau alat tubuh yang sifatnya spesifik. Setiap kelenjar-kelenjar endokrin memiliki fungsi yang berbeda-beda.
-       Mekanisme kerja kelenjar-kelenjar endokrin
Umumnya, endokrin mengalirkan/menghantarkan impuls melalui darah dan kerjanya lambat. Setiap kelenjar endokrin memiliki mekanisme kerja yang berbeda-beda dalam menyampaikan impuls. 


*      Materi Ajar

SISTEM REGULASI

A.    Sistem Saraf
               Sistem saraf merupakan salah satu sistem yang mengontrol tubuh. Sistem saraf melakukan kontrol terhadap otot-otot, kelenjar-kelenjar dan organ-organ. Berdasarkan strukturnya setiap sel saraf terdiri dari 3 bagian yaitu badan sel, dendrit dan akson. Dendrit adalah penonjolan/percabangan badan sel yang membawa impuls ke badan sel sedangkan akson adalah penonjolan yang membawa impuls dari badan sel.
Berdasarkan strukturnya sel saraf dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1.      Sel saraf unipolar
Merupakan sel saraf yang hanya memiliki satu penonjolan yang dianggap sebagai akson. Contoh: sel batang dan sel kerucut pada retina dan sel saraf olfaktori.

2.      Sel saraf bipolar
Merupakan sel saraf yang memiliki 2 penonjolan, satu sebagai dendrit dan satu lagi sebagai akson. Contoh: sel saraf unipolar adalah sel-sel saraf sensoris.
3.      Sel saraf multipolar
Merupakan sel saraf yang memiliki banyak penonjolan akson. Contoh: sel-sel saraf motoris dan interneuron.

Penghantaran Impuls
1.      Dalam keadaan istirahat (tidak menghantarkan impuls), serabut saraf berada dalam keadaan polarisasi artinya permukaan luar membran bermuatan positif sedangkan permukaan dalam membran bermuatan negatif.
2.      Tempat dimana serabut saraf dirangsang terjadi depolarsisasi artinya permukaan luar membran menjadi bermuatan negatif dan permukaan dalam membran menjadi positif
3.      Antara daerah yang mengalami depolarisasi dengan daerah yang mengalami polarisasi timbul aliran listrik.
4.      Depolarisasi selalu akan berpindah tempat atau menjalar di sepanjang serabut saraf sehingga timbul impuls saraf.
5.      Setelah mengalami depolarisasi, daerah tersebut kemudian akan berada dalam keadaan refakter artinya daerah tersebut tidak peka lagi terhadap rangsangan. Impuls dalam saraf berjalan dari dendrit ke badan sel lalu ke sepanjang akson kemudian berhungan dengan sel saraf yang lain.
Alur singkat penghantaran impuls:
sel saraf dalam keadaan polarisasi                dirangsang             depolarisasi
timbul aliran listrik           timbul impuls saraf             impuls saraf dibawa dendrit ke badan sel lalu menuju ke akson untuk dibawa ke neuron lain.  
Berdasarkan perbedaan struktur, tempat dan fungsinya sistem saraf dibedakan menjadi  sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
1.      Sistem saraf pusat
Terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.

a.       Otak
Otak dilindungi oleh tengkorak,  ukuran otak bervariasi, dan dipengaruhi antara lain oleh umur, jenis kelamin, dan ukuran fisik seseorang.
Berdasarkan letak secara anatomi dan fungsinya otak dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1)      Otak depan
Terdiri dari:
§  Diensefalon
Diensefalon terletak di atas batang otak di depan otak kecil.
Diensefalon terdiri dari 4 bagian yaitu:
-           Hipotalamus
Hipotalamus merupakan daerah otak yang terutama terlibat pada regulasi langsung dari lingkungan internal tubuh. Hipotalamus berfungsi: mengontrol suhu tubuh, mengontrol haus dan pengeluaran urin, pengambilan makan, mengontrol sekresi hormon pituitari anterior, menghasilkan hormon-hormon pituitari posterior, mengontrol kontraksi uterus dan pengeluaran ASI, pusat koordinasi sistem saraf otonom, berperan dalam emosi dan pola tingkah laku.
-    Talamus
Berperan dalam menyeleksi sinyal-sinyal yang tidak signifikan dan menyalurkan impuls-impuls sensori yang penting ke daerah yang tepat pada korteks-korteks somatosensori dan daerah otak yang lain.
-    Epitalamus
Merupakan bagian paling belakang dari diensefalon dan membentuk atap ventrikel ke 3.

§  Serebrum
Serebrum terdiri dari:
-            Basal nuklei
Basal nuklei terdiri dari beberapa masa substansia kelabu yang terletak di dalam substansia putih dari serebrum. Basal nuklei berfungsi: menghambat tonus otot di seluruh tubuh, membantu memonitor dan mengkoordinasi kontraksi yang dijaga lambat, khususnya kontraksi yang berhubungan dengan postur dan penyangga tubuh.
-    Korteks serebral
Dibagi menjadi 4 lobus yaitu lobus osipitalis, lobus temporalis lobus parietalis, lobus frontalis. Osiptalis berperan pada hal-hal yang bekenaan dengan input fisual. Temporalis  bertanggung jawab dalam sensasi suara. Parietalis berfungsi menerima dan memproses input sensori dari permukaan tubuh seperti sentuhan, tekanan, panas, dingin dan rasa sakit. Frontalis merupakan bagian depan korteks serebral yang berperan dalam aktifitas motor sadar dan kemampuan bicara.

2)      Otak tengah
Merupakan penyambung antara otak dan sumsum tulang belakang. Otak berperan menghantarkan informasi sensoris penglihatan dan pendengaran melalui saluran menuju korteks serebral.

3)      Otak belakang
Merupakan tempat munculnya 10 dari 12 pasang sraf kranial. Otak belakang terdiri dari medula oblongata, spons dan serebelum. Ketiga bagian ini membentuk batang otak.
§  Medula oblongata
Mengandung pusat pengontrol denyut jantung yang mengontrol kecepatan denyut jantung, mengatur kecepatan dan kedalaman pernapasan dan pusat berbagai aktifitas pencernaan.
§  Pons
Berperan dalam mengontrol pernafasan.

§  Otak kecil (serebelum)
berperan penting dalam keseimbangan perencanaan dan pelaksanaan gerakan yang disadari. Otak kecil terutama berhubungan dengan aktifitas motorik. Otak kecil terdiri dari 3 bagian yaitu: (1) festibula serebelum berfungsi dalam menjaga keseimbangan dan mengontrol gerakan mata. (2) spinoserebelum berfungsi meregulasi gerakan otot dan mengkoordinasi gerakan sadar yang terlatih. (3) serebro serebelum berfungsi dalam merencanakan dan memulai aktifitas sadar dengan memberikan input kepada daerah korteks motor.

b. Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang dan berhubungan dengan saraf-saraf spinal. Pada potongan melintang sumsum tulang belakang tampak terbagi menjadi 2 bagian yakni bagian luar berwarna putih (substansia putih) dan bagian dalam berwarna abu-abu (substansia kelabu). Subtansia kelabu pada tulang belakang terdiri dari badan-badan sel saraf bersama dendrit dan neuron. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks.

Gerak Refleks
Refleks merupakan setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa disadari. Terdapat 2 tipe refleks yakni:
1.    Refleks sederhana (refleks dasar), yang menyatu tanpa disadari seperti menutup mata pada saat ada benda yang menuju arahnya.
2.    Refleks yang dipelajari
Refleks yang dihasilkan karena berbuat dan belajar misalnya membelokan stir mobil jika ingin menabrak benda. Rangkaian jalur saraf yang terlibat dalam aktifitas refleks disebut lengkung refleks, terdiri atas: reseptor, jalur aferen, pusat pengintegrasi, jalur aferen, efektor.
Reseptor merespon stimulus yang merupakan suatu perubahan fisik atau kimia dalam lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor menghasilkan suatu potensial aksi yang akan diteruskan oleh jalur aferen, ke pusat pengintegrasi refleks-refleks dasar sedangkan bagian otak yang lebih tinggi memproses refleks ynag dipelajari.

2.  Sistem saraf tepi
Terdiri dari:
a. Sistem saraf eferen
Berfungsi membawa perintah dari sistem saraf pusat ke organ efektor yaitu ke sel-sel otot dan kelenjar. Sistem ini dibagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf somatik berperan dalam mengatur gerak yang disadari misalnya gerakan kepala, badan dan anggota gerak sedangkan sistem saraf otonom berperan dalam mengatur gerak yang tidak disadari misalnya gerak otot polos, jantung, refleks pupil dan kelenjar.
sistem saraf otonom terdiri dari sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik.
Kedua saraf ini sama-sama menginversi organ dalam (viseral) namun kerjanya berlawanan sehinggga keduanya bersifat antagonis. Misalnya: stimulasi simpatetik meningkatkan denyut jantung sebaliknya stimulasi parasimpatetik menurunkannya. Stimulasi simpatetik memperlambat gerakan saluran pencernaan sebaliknya stimulasi parasimpatetik meningkatkannya.

b. Sistem saraf aferen
Serabut saraf aferen berfungsi dalam membawa informasi ke sistem saraf pusat.

Kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem saraf
Beberapa kelainan/penyakit pada sistem saraf antara lain:
1.         Alzheimer
Merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian dan kekuatan mental. Biasanya terjadi pada manusia lanjut usia. Gejalanya : kehilangan memori kecil tentang kejadian yang baru saja dialami. Lama-kelaman bisa melupakan nama-nama keluarganya, lupa kalau sudah makan menyakan sesuatu yang sama meskipun sudah dijawab dan sebagainya.
2.      Amnesia
Merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori dan diikuti ketidakmampuan membentuk memori baru. Penyebabnya bervariasi mulai dari keruakan otak karena kecelakan, stroke, kanker otak, defisiensi vitamin B12.
3.      Ataksia  
Merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur saraf ke otak. Minuman keras dapat menyebabkan serangan ataksia sementara sedangkan ataksia permanen dapat disebabkan oleh kerusakan otak, korda spinalis  atau saraf spinal.

B. Sistem Indera
1. Indera Penglihatan (Mata)
Alat penglihatan kita adalah mata yang mengandung fotoreseptor. Dinding bola mata terdiri atas 3 lapisan yaitu:
a.    Sklera
Lapisan dinding bola mata yang paling luar. Lapisan sklera di bagian depan berubah menjadi bening dan tembus cahaya yang disebut kornea.
b. Koroid
Lapisan tengah dari dinding bola mata. Lapisan ini berpigmen dan merupakan lapisan yang penuh dengan pembuluh darah. Fungsi pigmen pada lapisan koroid yakni untuk menyerap cahaya yang menyebar sedangkan pembuluh darah berfungsi memasok makanan dan oksigen ke jaringan mata. Di bagian depan, koroid ini berubah menjadi badan siliari dan iris. Badan siliari berfungsi mengatur bentuk lensa mata sehingga bayangan benda yang kita lihat dapat jatuh tepat pada retina. Proses ini disebut akomodasi lensa. Iris berwarna gelap, dan di bagian tengahnya berlubang yang disebut pupil. Dengan adanya pupil ini memungkinkan cahaya masuk ke bagian dalam mata.
c. Retina
Lapisan paling dalam dari bola mata yang tersusun dari luar ke dalam antara lain:
-       Suatu lapisan berpigmen yang melengkapi fungsi koroid untuk menyerap cahaya.
-       Lapisan fotoreseptor
-       Lapisan bipolar
-       Lapisan ganglion
Ada 2 tipe fotoreseptor yaitu sel batang , yang sensitif terhadapa cahaya lemah sehingga sel-sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang bercahaya remang-remang dan sel kerucut sensitif terhadap cahaya terang dan warna.
Cahaya yang masuk ke mata melaui kornea akan diproyeksikan oleh lensa tepat pada retina. Sebelum mencapai fotoreseptor, cahaya tadi melewati lapisan ganglion dan lapisan bipolar. Akson sel-sel ganglion akan merambat pada permukaan dalam retina dan akan mengumpul menjadi satu pada bagian belakang bola mata membentuk saraf penglihatan. Tempat menyatunya akson-akson sel ganglion pada permukaan dalam retina disebut bintik buta. Pada bintik buta tidak terdapat fotoreseptor sehingga tidak sensitif terhadap cahaya. Pada bagian lateral dari diskus optikus terdapat bintik kuning yang didalamnya terdapat  sel-sel kerucut. Bayangan benda yang kita lihat akan jatuh tepat pada retina dan impulsnya akan disampaikan ke pusat penglihatan pada lobus osipitalis untuk diinterpretasikan.

2. Indera Pembau (Hidung)    
Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel penyokong. Dendrit sel saraf ini menjulur ke permukaan membran dengan ujung dendrit bersilia yang disebut rambut olfaktori.
Stimulus reseptor olfaktori berupa gas atau uap suatu zat. Bila uap suatu zat mengenai reseptor olfaktori maka pada reseptor tersebut akan timbul impuls yang diteruskan ke pusat pembau di otak melalui saraf pembau. Pembau dan pengecap saling bekerja sama sebab rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai hidung dan rongga mulut terganggu pada saat pillek, dimana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu sehingga uap bahan makanan dari mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.

3. Indera Pendengar (Telinga)
Telinga merupakan organ pendengaran. Saraf yang melayani indera ini adalah saraf kranial kedelapan atau nervus auditoris. Telinga terdiri dari 3 bagian antara lain :
1.   Telinga luar
Terdiri dari daun telinga (aurikel) dan saluran telinga luar. Bagian dalam saluran telinga menghasilkan minyak telinga (serumen) yang berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.

2.   Telinga tengah
Terletak di dalam tulang temporalis dan terdiri dari membran timpani dan tiga tulang pendengaran yakni maleus, inkus (landasan), stapes. Membran timpani berfungsi menerima getaran suara dari luar yang selanjutnya akan diteruskan ke telinga dalam melalui tulang-tulang pendengaran.
3.   Telinga dalam
Terdiri dari koklea dan organ vestibular. Di dalam koklea terdapat organ korti yang berperan sebagai reseptor getaran sedangkan organ vestibular terdiri  dari 2 bagian yaitu saluran setengah lingkaran dan vestibulum. Pada setiap saluran setengah lingkaran terjadi penggelembungan yang disebut ampula. Di dalam ampula terdapat alat keseimbangan yang disebut krista ampularis. Vestibulum terbagi menjadi 2 bagian yaitu sakulus dan utikulus yang didalamnya terdapat alat keseimbangan statis yang disebut makula akustika.

Jalannya pendengaran
Getaran bunyi yang diterima oleh membran timpani akan diteruskan ke koklea melalui tulang pendengaran akan menggetarkan jendela lonjong dan getaran ini akan menimbulkan gelombang cairan perilimfe di dalam saluran vestibular dan timpani. Gelombang getaran dalam saluran vestibular juga melintasi membran vestibular masuk ke saluran koklea yang selanjutnya melintasi membran basilaris ke saluran timpani. Tekanan gelombang ini akan menggetarkan membran basilaris ke atas ke bawah yang mengakibatkan ujung rambut organ korti bersentuhan dengan membran tektorial. Sentuhan ini merupakan stimulus bagi organ korti yang akan segera meresponnya dalam bentuk pembebasan neurotransmiter ke ujung dendrit saraf pendengaran yang berada pada pangkal organ korti. Impuls saraf yang terjadi pada ujung dendrit ini akan diteruskan melalui serabut saraf koklear ke pusat pendengaran sehinngga terjadi proses mendengar. 

Telinga sebagai alat keseimbangan
Nervus vestibularis yang tersebar hingga kanalis semikularis menghantarkan impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls itu dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi karena adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran-saluran itu. Hal ini mempunyai hubungan erat denagn kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seorang sekonyong-konyong didorong ke arah satu sisi maka kepala orang itu cenderung miring ke arah lain (berlawanan dengan arah badan yang didorong) guna mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur, posisi berdiri dipertahankan dan jatuhnya badan dapat dihindarkan. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semisirkuler inilah yang merangsang impuls yang segera dijawab  badan berupa gerak refleks guna memindahkan berat badan serta mempertahankan keseimbangan.

4. Indera Pengecap
Indera pengecap pada manusia adalah lidah yang mengandung kuncup-kuncup pengecap yang merupakan reseptor untuk rasa. Kuncup pengecap terletak pada permukaan epitelium dan pada tonjolan-tonjolan kecil (papila) pada permukaan atas lidah.
Kuncup pengecap tergolong kemoreseptor yang menerima rangsangan zat-zat kimia dalam makanan yang dimakan. Zat-zat  makanan tersebut mencapai kuncup pengecap  melalui pori pengecap. Kuncup pengecap tersusun atas sel reseptor dan sel penyokong. Pada ujung sel reseptor yang menghadap ke lubang pengecap dilengkapi dengan mikrofili (rambut pengecap). Sel-sel reseptor tersebut akan berhubungan dengan ujung dendrit saraf pengecap yang akan meneruskan impulsnya ke korteks otak.
Kuncup pengecap merespon empat rasa dasar yaitu manis, asam, pahit dan asin. Pangkal lidah sensitif terhadap rasa pahit, bagian kanan dan kiri lidah sensitif terhadap rasa asam, bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin dan ujung lidah sensitif terhadap rasa manis.

5. Indera Peraba
Rabaan ditentukan oleh 2 mekanoreseptor yang secara anatomi berbeda. Mekanoreseptor pertama terletak pada pangkal dari rambut kulit yang merupakan ujung saraf (dendrit) telanjang yang membelit pangkal rambut. Mekanoreseptor yang kedua adalah cawan merkel. Cawan merkel merupakan sel-sel kecil berbentuk cawan pada ujung-ujung saraf telanjang yang terletak pada lapisan luar dari kulit dan menerima stimulus.

Kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada alat indera manusia
1.      Katarak
Merupakan gangguan pada mata yang sering menyebabkan kebutaan. Gangguan ini disebabkan oleh lensa mata atau kapsul pembungkusnya nampak seperti berkabut sehingga tidak transparan lagi. Umumnya dijumpai pada orang tua.
2.        Konjungtivitis
Merupakan peradangan pada konjungtiva akibat bakteri dan virus. Namun alergi, zat kimia, asam dan benda asing lain yang mengiritasi konjungtiva. Konjungtitis banyak menyerang segala umur namun anak-anak lebih banyak terserang daripada orang dewasa.
3.        Buta malam
Merupakan gangguan pada mata dimana seseorang tidak dapat melihat jelas pada cahaya yang remang-remang. Penyebabnya adalah defisiensi vitamin A berat sehingga kornea mungkin menjadi lunak atau mata menjadi sangat kering.
4.        Tuli
Merupakan gangguan pada telinga yang dapat menyebabkan seseorang tidak dapat mendengar. Tuli dapat dibedakan menjadi 2 macam yakni tuli konduktif dan tuli sensorineural. Tuli konduktif terjadi karena adanya kerusakan pada telinga luar atau telinga tengah. Misalnya berlubang atau rusaknya tulang pendengaran. Tuli sensorineural terjadi karena terjadinya kerusakan pada struktur telinga dalam yaitu pada serabut saraf pendenagran atau pada pusat pendengaranya itu.
5.        Infeksi telinga tengah
Merupakan gangguan pada telinga yang disebabkan oleh virus atau bakteri dari hidung atau tenggorokan masuk ke telinga tengah lewat saluran eustakius. Gejalanya antara lain sakit dalam telinga, demam tinggi, tuli, menggigil, mual, muntah atau sakit tenggorokan.

C. Sistem Endokrin
Hormon memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-          Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang kecil.
-          Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target. 
-          Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
-          Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
-          Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu target tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Fungsi kelenjar endokrin antara lain:
-          Mengatur komposisi kimia dan volume lingkungan internal
-          Membantu mengatur metabolisme dan kesetimbangan energi
-          Membantu mengatur kontraksi serabut otot polos dan otot jantung serta sekresi kelenjar.
-          Membantu menjaga homeostasis
-          Mengatur aktivitas sistem kekebalan
-          Memainkan peran memuluskan dalam integrasi pertumbuhan dan perkembangan
-          Membantu proses dasar reproduksi termasuk produksi gamet, fertilisasi, makanan embrio dan fetus serta bayi baru lahir.
Macam-macam kelenjar endokrin antara lain:
1.      Kelenjar hipofisis
Kelenjar ini berukuran kecil kira-kira sebesar ujung  jari kelingking dan terletak di dasar tengkorak. Kelenjar ini dibagi ats 2 lobus yaitu:
a.       Lobus aterior (adeno hypophysis)
Lobus ini menghasilkan 6 macam hormon yaitu:
§  Hormon pertumbuhan
Berfungsi:
-    Mengendalikan pertumbuhan tubuh seperti pertumbuhan sel, tulang, otot-otot dan organ lain dalam tubuh.
-    Meningkatkan aktivitas pengangkutan asam amino
-    Meningkatkan kecepatan sintesa protein.
§  Hormon tiroptropin (TSH)
Hormon ini mengontrol banyaknya hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
§  Hormon kortikotropin
Hormon ini berperan dalam mengatur pertumbuhan dari aktivitas sekresi dari korteks adrenal.
§  Hormon prolaktin
Hormon ini berperan dalam merangsang pertumbuhan payudara dan fungsi sekresinya serta mempertahankan korpus luteum selama hamil.
§  Follicle Stimulating Hormon (FSH)
Hormon ini berperan dalam merangsang perkembangan folikel graff di dalam ovarium dan pembentukan sperma di dalam testes.
§  Luteinizing Hormon (LH)
Hormon ini berperan dalam merangsang ovarium dan merangsang pembentukan korpus luteum dan sekresi progesteron.

b.      Lobus posterior
Lobus posterior ini menghasilkan hormon:
§  Anti Diuretic Hormone (ADH)
Hormon ini dinyatakan sebagai vasopressin sebab bila jumlahnya banyak menyebabkan kontraksi otot polos di dalam dinding pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah, tetapi dalam kehidupan sehari-hari pengaruh anti diuretik ini lebih nyata sebab meskipun kecil di dalam aliran darah dapat meningkatkan penyerapan kembali air dari tubulus renalis dan menyebabkan menurunnya pengeluaran air seni.
§  Hormon oksitosin
Hormon ini merangsang kontraksi otot uterus sewaktu melahirkan bayi dan pengeluaran air susu sewaktu menyusui.

2.      Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini terikat pada permukaan posterior kelenjar tiroid, bentuknya bundar dan kecil. Kelenjar ini menghasilkan hormon paratiroid yang berperan dalam mengatur zat kapur dan mengendalikan jumlah zat kapur di dalam darah dan tulang.
Jika terjadi kekurangan kalsium di dalam darah (hipokalsemia) mengakibatkan tetani dengan gejala khas kejang khusunya pada tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, kesemutan dan gangguan saraf hingga sulit tidur. Selain itu, kadar hormon tiroid juga dapat meningkat karena terjadinya perbesaran (tumor) kelenjar. Hal ini mengakibatkan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukan kembali ke dalam serum darah dan mengakibatkan terjadinya penyakit tulang dengan tanda-tanda khas yakni beberapa bagian tulang menjadi keropos. Kalsiumnya diendapkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.

3.      Kelenjar tiroid
Kelenjar ini terletak di bawah laring dan terdiri atas 2 buah lobus yang terletak di sebelah kanan dan kiri trakea. Kelenjar ini menghasilkan 2 macam hormon yaitu tiroksin dan thyronine. Fungsi kelenjar tiroid sangat erat bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan, bekeja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksida.
Bila kelenjar tiroksin kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi maka mengakibatkan kretinisme berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik. Pada orang dewasa, kekurangan sekresi mengakibatkan mixudema. Hal ini akan mengakibatkan proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat, gerakannya lamban, cara berpikir dan bicara lamban, kulit menjadi tebal dan kering, rambut rontok, suhu badannya di bawah normal dan denyut nadi perlahan. Sebaliknya jika seseorang mengalami penambahan sekresi maka akan mengakibatkan hipertirodisme.

4.      Kelenjar adrenal (anak ginjal)
Kelenjar ini terletak di atas ginjal. Berdasarkan struktur dan fungsi dibedakan menjadi 2 bagian yakni bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula). Korteks adrenal menghasilkan hormon steroid. Ada 3 macam hormon steroid yaitu:
-       Aldosteron
Berperan dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
-       Kortisol
Berperan dalam metabolisme air.
-       Androgen
Berperan dalam perkembangbiakan.
Ada 2 tipe hormon yang utama yang dihasilkan oleh korteks adrenal yakni mineralkortikoid dan glukokortikoid. Mineralkortikoid berfungsi membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon seks sedangkan glukokortikoid berfungsi membantu metabolisme karbohidrat.
Medula adrenal menghasilkan hormon katekolamin yaitu epinefrin dan nonepinefrin. Kedua hormon ini menyebabkan peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan dan tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah). Hormon ini juga berperan mengubah glikogen (gula otot) menjadi glukosa (gula darah). Selain itu, hormon adrenalin bersama hormon insulin mempengaruhi proses pengaturan kadar gula dalam darah.
Jika terjadi kerusakan pada kelenjar bagian korteks maka akan menyebabkan penyakit edison. Penyakit ini ditandai dengan kelelahan, nafsu makan berkurang, mual dan muntah-muntah. penderita menjadi kurus dan nampak sakit sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium karena mengeluarkan natrium dalam jumlah yang terlampau besar. Penyakit ini diobati dengan kortison.

5.      Pankreas
Pankreas disamping sebagai kelenjar eksokrin juga sebagai kelenjar  endokrin. Bentuknya pipih, terletak di posterior dan sedikit inferior lambung. Diantara bagian eksokrin tersebar satu sampai dua juta kumpulan kecil jaringan endokrin yang disebut pulau-pulau langerhans. Ada 4 jenis hormon sekresi sel-sel penyusun pulau-pulau langerhans/pankreatik antara lain:
-          Sel-sel alfa mensekresi hormon glukagon yang meningkatkan kadar glukosa darah
-          Sel-sel beta mensekresikan hormon insulin yang menurunkan kadar glukosa darah
-          Sel-sel delta mensekresikan hormon penghambat hormon tubuh atau somatostatin yang dapat menghambat sekresi insulin dan glukagon.
-          Sel-sel F mensekresi polipeptida pankreatik yang mengatur pelepasan enzim pencernaan pankreatik.

6.      Ovarium dan testes
Kelenjar kelamin wanita disebut ovarium, sepasang bentuk oval yang terletak dalam rongga pelvis. Ovarium menghasilkan hormon kelamin wanita yang disebut estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini bertanggung jawab atas perkembangan dan pemeliharaan ciri-ciri seksual wanita. Bersama dengan hormon gonatropik kelenjar pituitari, hormon kelamin juga mengatur siklus reproduksi wanita, memelihara kehamilan dan menyiapkan kelenjar susu untuk laktasi. Ovarium juga menghasilkan hormon inhibin yaitu suatu hormon yang menghambat sekresi FSH dan mengurangi LH tepat sebelum kelahiran bayi, ovari dan plasenta juga menghasilkan hormon relaksin yang merelaksasikan simfisis pubis dan membantu memperlebar leher rahim. Kegiatan ini membantu memudahkan lewatnya bayi melalui saluran kelahiran.
Pria mempunyai 2 kelenjar kelamin oval yang disebut testes menghasilkan testosteron, hormon kelamin pria. Testosteron mengatur produksi sperma dan merangsang perkembangan dan pemeliharaan ciri-ciri kelamin pria. Testes juga menghasilkan hormon inhibin yang menghambat sekresi FSH.

Sumber: 
Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : Esis.
Basoeki, Soedjono. 1999. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang : UM Press.
Soewolo, dkk.  Fisiologi Manusia. Malang: UM Press
Kimball. W. Jhon. 1983. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar