Senin, 14 Mei 2012

RPP MEMBRAN


Standar Kompetensi: 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Kompetensi Dasar: 1.3 Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis).

Organisasi Materi

Transpor Membran
1.      Transpor aktif
*      Difusi
-          Mekanisme transpor secara difusi
*      Osmosis
-          Mekanisme transpor secara osmosis pada sel tumbuhan
-          Mekanissme transpor secara osmosis pada sel hewan

2.      Transpor pasif
*      Endositosis
-          Contoh peristiwa endositosis
-          Mekanisme transpor secara endositosis
*      Eksositosis
-          Contoh peristiwa endositosis
-          Mekanisme transpor secara endositosis









Materi Ajar

TRANSPOR MELALUI MEMBRAN

      Perpindahan molekul atau ion melalui membran ada 2 macam yaitu:
1.      Transpor pasif
Merupakan perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
*      Difusi
Merupakan penyebaran molekul zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi sel. Secara spontan, molekul zat dapat berdifusi hingga dicapai kerapatan molekul yang sama dalam suatu ruangan.
Misalnya :
-    Setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam medium udara).
-    Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air) hingga kerapatan zat tersebut merata.
-    Tinta akan menyebar ke seluru volume air meskipun tanpa diaduk hingga kerapatan zat tersebut merata.

*      Osmosis
Merupakan perpindahan ion atau molekul (pelarut) dari kerapatan tinggi ke kerapatan rendah dengan melewati membran semipermeabel. Membran selektif permeabel hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu yang larut dalam lemak, zat-zat yang tidak bermuatan (netral), molekul-molekul asam amino, asam lemak, gliserol, gula sederhana dan air. Kondisi osmotik sel yang bervariasi selalu dialami oleh sel hewan dan sel tumbuhan. Sel hewan tidak memiliki dinding sel sehingga lebih mudah rusak jika kemasukan air atau zat-zat yang dapt melewati membran dibandingkan sel tumbuhan yang memiliki dinding sel.

-    Osmosis pada sel tumbuhan
Sel-sel tumbuhan memiliki dinding selulosa yang keras dan elastis sehingga dapat membatasi volum sel serta mempertahankan sel agar tidak pecah. Bila sel tumbuhan berada pada keadaan isotonis maka sel akan kemasukan air hingga tekanan osmosis sel menjadi tinggi. Keadaan demikian akan memecahkan sel tersebut. Atau dapat dikatakan sel mengalami lisis yaitu hancurnya sel karena rusaknya atau robeknya membran plasma. Sebaliknya jika sel diamasukan ke dalam larutan hipertonis maka air di dalam plasma sel akan berosmosis ke luar sel sehingga sel mengerut. Protoplasma yang kekurangan air menyusut volumenya mengakibatkan membran plasma terlepas dari dinding sel. Peristiwa lepasnya membran plasma dari dinding sel disebut plasmolisis. Plasmolisis yang parah akan menyebabkan kematian sel.
Kondisi yang ideal bagi sel tentu saja jika konsentasi larutan sitoplasma seimbang dengan lingkungan sekitarnya (isotonis).




-    Osmosis pada sel hewan
Misalnya: peristiwa hemolisis pada sel darah merah. Jika sel darah merah ditempatkan pada keadaan yang isotonis maka bentuk selnya akan tetap. Namun bila ditempatkan pada lingkungan yang hipotonik misalnya pada pelarut aquades maka air dari luar sel akan masuk secara terus-menerus ke dalam sel sehingga sel darah merah akan mengembung dan akn pecah. Pecahnya sel ini akan mengakibatkan keluarnya hemoglobin dari sel darah. Peristiwa ini disebut hemolisis. Sebaliknya jika sel darah merah diletakan pada konsentrasi lingkungan yang hipertonis dengan kondisi konsentrasi air di luar sel lebih rendah dibandingkan kondisi di dalam sel maka dapat mengakibatkan air di dalam sel akan mengalir ke luar sel sehingga sel akan mengkerut yang disebut krenasi.



2.      Transpor aktif
Merupakan perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energy dari sel itu. Perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi.
*      Endositosis
Merupakan pemasukan zat ke dalam sel.
Contoh:
-    Fagositis
Berasal dari kata phagein: memakan dan cytos: sel. Fagositis merupakan proses dimana membran plasma suatu sel membungkus partikel dari lingkungan luar dan menangkapnya dalam suatu vakuola makanan. Vakuola kemudian menyatu dengan lisosom membentuk heterofagosom dan lisosom mencerna atau menghancurkan partikel tersebut.
Contoh: Sel darah putih dan dan sel amoeba yang memakan bakteri. Sel-sel tersebut membungkus bakteri dan menangkapnya dalam suatu vakuola makanan. Selanjutnya bakteri akan dicerna oleh lisosom. 
-    Pinositis
Berasal dari kata pinos: minum. Sel menelan tetes-tetes cairan ekstraseluler dalam gelembung yang kecil. Mekanisme pinositosis: mula-mula, zat pemicu menempel pada reseptor khusus membran sel kemudian terjadi lekukan dari membran sel membentuk gelembung/kantong atau saluran pinositosik. Di dalam sel, gelembung dapat pecah menjadi gelembung lebih kecil atau bergabung menajdi gelembung yang lebih besar. Pinositosis umum terjadi pada sel darah putih, makrofag hati.

Sitoplasma
 


 
           

*      Eksositos
Merupakan proses pengeluaran zat dari dalam sel atau organel sel. Misalnya: pengeluaran zat saat pembentukan dinding sel, sekresi hormon pada sel hewan, dan pengeluaran sisa-sisa pencernaan makanan. Proses eksositosis ini dapat dilakukan dengan cara pembentukan vesikel (kantong pelapis zat). Vesikel ini akan bergerak menuju membran plasma dan selanjutnya berdifusi ke luar sel.
           





Ekstrasirkuler fluid
 
 

Sitoplasma
 
                  
              


Sumber:
Sasmitahardja, Dardjat. 1990. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan : Bandung ITB.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : Esis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar